Sindoro,
Sindara atau Sundoro adalah kesamaan nama yang dimiliki oleh salah satu paku
bumi yang secara administratif berada di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo,
Propinsi Jawa Tengah. Gunung bertipe strato kuarter ini menjulang menembus awan
setinggi 3.150 mdpl dengan megah nampak gagah berirama dengan Sumbing di sisi sampingnya. Termasuk dalam daftar gunung semi aktif dengan posisi geografis terletak
pada koordinat 7,30LS dan 109,9920BT menjadikan salah
satu gunung yang tidak dapat diabaikan oleh pakar vulkanologi.
Menurut
Pannekoek (1949), Gunung Sindoro termasuk dalam rangkaian gunung kuarter dengan
tipe strato. Gunung ini memiliki topografi datar-landai pada bagian dataran
kaki hingga sangat terjal di bagian kerucut. Material yang ada terdiri atas
material yang dihasilkan dari tipe letusan yang berubah dan berkali – kali
sehingga menghasilkan susunan yang berlapis dari berbagai jenis batuan.
Akibatnya terbentuk suatu gundukan dengan bentuk kerucut raksasa.
Sejarah
terbentuknya Gunung Sindoro tidak terlepas dari aktivitas magma yang ada di
sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Kegiatan ini diawali dengan adanya
pergerakan busur tepi benua. Kedua lempeng saling mendekati sehingga
menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng menunjam ke bawah yang
lain. Pada bagian belakang jalur ini terbentuk kegiatan magmatis dan gunung api
dan cekungan pengendapan.
Di
sepanjang pantai barat Pulau Sumatera hingga Nusa Tenggara terjadi peristwa
serupa. Yaitu subdaksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Gerakan
antar lempeng ini menyebabkan panas dan tekanan sehingga magma cair yang berada
pada bidang gesek tersebut tertekan kepermukaan bumi. Saat magma naik, magma
tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang
besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Magma chamber inilah yang
merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik
berasalAkibat gesekan antar kerak tersebut terjadi plelehan batuan ini bergerak
ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
Sejarah
letusan dan peningkatan aktivitas volakanik diketahui berdasarkan catatan yang
dimulai dari abad 19 M. Dari catatan sejarah dan endapan material hasil letusan
diketahui karakter letusan Sindoro termasuk dalam tipe Stromboli. Material
letusan berupa abu dan batu pijar aktif terlontar hingga tahun 1906. Setelahnya
hanya diketahui adanya peningkatan aktivitas volkan berup suara gemuruh, gempa
volkanik dan pengeluaran asap putih dari kawah hingga tahun 2012.
- 1806?, Letusan di puncak gunung. Masih disangsikan kebenarannya.
- 1818, Terjadi letusan abu yang menyebar hingga Pantai Pekalongan. Bulan tidak diketahui.
- 1882, Terjadi letusan abu di Gunung Kembang. Abunya jatuh hingga di Kebumen. Antara 1-7 April kemungkinan terjadi leleran lava di lereng barat laut.
- 1883?, Peningkatan aktivitas vulkanik. Kemungkinkan terjadi letusan pada bulan Agustus.
- 1887, 13-14 November. Terdengar suara ledakan.
- 1902, 1-25 Mei. Kegiatannya terbatas pada bualan lumpur dan lontaran batu pijar yang jatuh kembali di lubang letusan.
- 1903, 16-21 Oktober. Letusan di rekahan kali Prupuk di atas Gunung Kembang, di antara ketinggian 2850-2980 meter (letusan samping). Hujan abu sampai di Kejajar dan Garung.
- 1906, 22 September-20 Desember. Letusan di rekahan S1 dan terbentuknya K5 di selatan dataran pasir Z1. Pada 25 September, terjadi hujan abu di Kledung. Tanaman banyak yang rusak, rumah penduduk terbakar.
- 1908, 10 Februari. Peningkatan aktivitas vulkanik. Terdengar suara gemuruh.
- 1910, Januari. Peningkatan aktivitas vulkanik. Di Temanggung kadang-kadang terdengar suara gemuruh.
- 1970, Setelah beristirahat selama kurang lebih 60 tahun, terdapat lagi kenaikan aktivitas vulkanik tanpa menghasilkan suatu letusan. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :
- 21 Oktober kira-kira pukul 05.30 dan pada 28 Oktober kira-kira pukul 06.30, terasa bumi bergetar di Kampung Sigedang di lereng barat laut, kurang lebih 4,5 km jauhnya dari puncak.
- 29 Oktober. Mulai tampak asap putih tipis mengepul dari lubang letusan lama.
- 1 November. Kira-kira pukul 06.00, tampak asap putih tipis lurus mengepul ke atas.
- 2 November. Pada pagi hari kira-kira pukul 06.00 Tampak asapnya menebal. Antara pukul 09.00 hingga 14.00 terdengar suara blazer.
- Di malam hari tampak asap berwarna merah di atas Gunung Sindoro, kemudian di siang hari asap putihnya menipis kembali.
- Hamidi dan Hadian (Juni 1973), telah melakukan pendakian puncak, demikian pula Reksowirogo, tetapi tidak tampak bekas peningkatan aktivitas vulkanik tersebut.
- 2011, November 2011 - 30 Maret 2012. Terjadi semburan asap solfatara di beberapa tempat pada dinding dan dasar kawah utama. Aktivitas kegempaan juga mengalami peningkatan sejak bulan November 2011.
Gunung
sindoro memiliki sumber daya lahan yang sangat baik. Timbunan material volkan
yang telah lama terendapkan di bagian sisi lereng – lerengnya sangat mendukung
untuk dilakukan usaha komoditas pertanian maupun perkebuanan yang menghasilkan
mutu unggul. Beberapa
komoditas unggulan seperti kentang dan tembakau banyak dikembangkan di kawasan
tersebut meskipun belum dapat meningkatkan pendapatan petani secara
keseluruhan. Hal ini dikarenakan wilayah yang sesuai untuk komoditas tersebut
sangat terbatas baik dari sesesuaian lahan (tanah dan iklim) maupun
ketersediaan sarana pertanian (air atau irigasi), serta keterampilan petani
yang relatif rendah.Bagian lereng barat di dominasi oleh
lahan hutan dan pertanian sedangkan bagian timur mayoritas berupa lahan
petanian dan berjarak 1 km dari puncak berotasi berupa lahan terbuka.
PUSTAKA
Catatan
Sejarah Letusan Gunung Api Indonesia
Pannekoek (1949)
Van
bemmelen, geologi indonesia.
Nama penulisnya siapa yaaa?? butuh bngt
BalasHapus